Touring Sehari;
Jelajah Dua Telaga Rekreasi
Pagi itu jum’at 27 Januari 2012, awalnya tidak ada rencana khusus
pada hari itu selain merayakan hari raya pekanan umat Islam dengan shalat
jum’at berjama’ah di masjig desa. Namun iseng-iseng ngobrol dengan salah
seorang teman di sini, tiba-tiba obrolan kita nyangkut tentang dua telaga
tempat rekreasi yang cukup terkenal di Jawa Timur yaitu Telaga Ngebel yang
terletak di timur laut kota Ponorogo dan yang satu lagi adalah Telaga Sarangan
yang terletak di ujung barat kabupaten Magetan. So., ga pake lama pagi itu juga
kita langsung prepare untuk touring luar kota, langsung aja saya panasin si
Chika, maklum jarak tempuh saat itu lumayan jauh Mas Broe, jadi yo butuh
persiapan yang agak matang. ^_^
Tepat pukul 9 pagi kita pun berangkat dan target pertama kita
adalah Telaga Ngebel Ponorogo. Telaga tersebut berjarak lumayan jauh dari
tempat kami (Madiun; Kota Gadis) sekitar 47 km dan butuh waktu kurang lebih
satu jam untuk sampai ke sana.
Memasuki kecamatan Ngebel udara sejuk mulai menyapa, pemandangan
indah nan eksotik pun menggoda. Tapi kalau masalah jalan jangan ditanya Mas
Broe cukup jelek dan berbahaya, jalannya yang berlubang plus dipenuhi dengan
tikungan tajam dan tanjakkan di atas normal memaksa manuver khusus untuk
melewatinya, ditambah lagi banyaknya truk pengangkut pasir yang lalu-lalang di rute yang kami
lalui itu. Intine berlu ekstra hati-hati terutama bagi pengendara yang belum
tahu medan area situ.
Akhirnya setelah satu jam kami mengaspal sampai juga ke tempat
tujuan. Sang penjaga pos dengan sigap dan penuh semangat langsung menurunkan
palang pintu gerbang telaga yang memaksa kami untuk membayar tiket masuk. Untuk
satu orang dikenai bea sebesar Rp.4.000,- dan untuk si Chika kena tarif parker
Rp.1.000. Setelah melunasi tanggungan tersebut kami pun akhirnya dipersilahkan
memasuki area telaga, “Woow subhanallah ajibbb bener telaganye” kata saya dalam
hati. Bukan karena ramainya pengunjung saat itu atau pun karena banyaknya
warung ikan bakar di sekeliling telaga, tapi melihat kondisi telaga yang masih
alami dan belum banyak terjamah tangan manusia, kayak masih perawan gitu.
Telega Ngebel |
Telaga Ngebel |
Itu dua jepretan amatir temen saya pake hape barunya, bener kan Gan
masih alami dan belum banyak mengalami eksplorasi?
Mengunjungi tempat wisata tak lengkap rasanya kalau belum mencicipi
makanan khasnya, kebetulan Telaga Ngebel terkenal dengan ikan bakarnya, wah
cocok nih, udara yang dingin membuat asa semakin menggebu-gebu untuk
mencicipinya.
Tak lama kemudian setelah mengitari telaga kami pun mampir di salah
satu warung lesehan yang banyak berdiri di sisi telaga. Dan enggak pake lama si
Mba yang cantik langsung menyodorkan daftar menu andalan. Ahaa., mata langsung
tertuju pada menu ikan nila bakar, langsung tancap Mang, ruar biasa makan ikan
bakar dengan suguhan pemandangan yang asri dan alami plus udara yang
menyejukkan, subhanallah rabbana maa khalaqta hadza bathilaa.
Ikan Nila Bakar Rp.12.500 |
Tak terasa waktu telah beranjak siang dan kami pun harus segera
pulang meninggalkan Telaga Ngebel dengan sejuta kenangan. Aah., lebay temen.
^_^
Kami pulang menuruni jalanan yang terjal, di tengah perjalanan kami
mampir di sebuah SPBU untuk membelikan minuman khusus buwat Chika tersayang,
maklum si Chika bukan termasuk tunggangan yang irit,, xixi. Sembari istirahat
sejenak kami pun menjamak-qashar shalat di mushala SPBU tersebut.
Niat awal begitu selesai shalat langsung cabut ke Madiun, tapi
semangat touring kembali melekat. “Mumpung masih ada waktu kenapa ga sekalian
aja meluncur ke Telaga Sarangan” cetusku pada teman. Langsung saja temanku itu
mengiyakan dengan penuh semangat, maklum lah dia kan datang dari pulau sebrang
(Aceh) jadi kapan lagi bisa jalan-jalan tadabbur alam kayak gini, toh kita juga
ga punya waktu libur kecuali hari jum’at. ^_^
Langsung deh si Chika kembali saya geber meluncur ke Sarangan.
Sarangan merupakan sebuah telaga rekreasi yang terletak di ujung barat
kabupaten Magetan, jaraknya juga lumayan jauh sekitar 70 km dari Ponorogo, kami
butuh waktu kurang lebih satu setengah jam untuk sampai ke tempat tersebut.
Mendekati arena wisata Sarangan udara pun tak jauh seperti Ngebel,
dingin dan menyejukkan. Jalanannya menanjak dan berliku namun jauh lebih baik
dari jalanan Ngebel, yah mungkin karena jalur tersebut merupakan jalur
alternatif Magetan-Solo jadi agak tersentuh perhatian oleh pemerintah daerah,
xixi peace ya Pak Bupati.
Dari kejauhan pintu gerbang menuju telaga sudah mulai kelihatan,
wah harus persiapan fulus nih untuk membayar tiket masuk. Tapi saya melihat ada
sedikit kesempatan agar tetap bisa masuk tanpa bayar tiket ^_^, pasalnya si
penjaga pintu terlihat sedang duduk-duduk ngobrol dengan temannya sambil minum
kopi, mungkin karena cuaca pada waktu itu sedang hujan jadi dia tidak berdiri
siaga di posnya. Melihat kesempatan berlian itu langsung saja si Chika saya
geber menerobos pintu gerbang yang tak tertutup palang itu, dan si penjaga
sontak terkejut melihat kami menerobos posnya, dan ia pun hanya melongo
terbengong melihat kesuksesan kami. Hihi adegan tersebut jangan ditiru ya Mas
Broe., ^_^.
Telaga Sarangan |
Sate |
Seperti yang saya sebutkan di muka bahwa kurang afdhal rasanya
kalau tidak mencicipi makanan khas suatu tempat yang kita kunjungi. Kalau di
Ngebel terkenal dengan ikan bakarnya nah di sini terkenal dengan sate
kelincinya. Menengok isi dompet sebentar “Ah walaupun tinggal recehan tapi
insya Allah masih cukup untuk dua porsi sate kelinci” gumamku. Langsung deh
mampir ke warung sate yang banyak terdapat di sepanjang telaga. Wah mantab ga
berapa lama sate pun sudah siap, tapi jangan kaget Mas Broe jika sampeyan makan
sate di sini, walaupun tulisannya sate kelinci tapi rasanya rasa ayam hehe.
Maklum sudah jadi rahasia umum kalau kebanyakan sate di sini pake daging ayam
meskipun tetap bertuliskan “Sate Kelinci”. Untuk porsi kecil dihargai 6000 ribu
rupiah sedangkan porsi besar Rp.10.000 cukup terjangkau bukan?
Lihat fotonya jadi laper yah Mas Broe? Sono pergi ke Sarangan and
beli sendiri! Hehe just kidding kok.
Tak terasa hari sudah mulai sore, udara di kaki gunung Lawu itu pun
bertambah dingin dan kita akhirnya memutuskan untuk pulang.
Alhamdulillah kita sampai di “rumah” dengan selamat. Ok sahabat
fillah sekalian sampai di sini dulu yah cerita turingnya, anggaplah ini sedikit
informasi yang bisa menambah wawasan kita. Wassalamu’alaikum.. ^_^
mantep mas
BalasHapusjngn lpa jga kunjungi blog ana www.remajasobatmuda.blogspot.com
BalasHapusAssalamualaikum wm,wbkt saudara irfan, saya mohd ikbal dari malaysia, cadangnya saya se family mau libur ke kota madiun sekitar bulan march 2013 insyaALlah, mungkin saudara irfan bisa nolong kami jika kami berada di sana untuk lawat kedua-dua telaga ngebel dan sarangan. Kalau boleh saya dapatkan emel irfan, hantarkan ke : mikbal67@gmail.com atau kal di FB cari nama mohd ikbal hashim dan add saya, wassalam
BalasHapus