Hadiah Untuk
Al-Ustadz Fata Mukmin, Lc (rahimahullah)
Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah yang telah menjadikan
kematian dan kehidupan sebagai ujian bagi kita; siapa di antara kita yang lebih
baik amalannya. Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah curahkan untuk
kekasih-Nya Muhammad beserta keluarga, sahabat serta seluruh orang-orang yang
setia mengikuti ajarannya hingga hari kiamat tiba.
“Assalamu’alaikum Innalillahi wa inna ilaihi rooji’uun.. telah
meninggal dunia ustadz qt tercinta, ustadz Fata, LC. Di RS BETESDA YOGYAKARTA,
sktr pukul 08.30 td pagi. Sem0ga amal ibadah beliau diterima di sisi Allah.
Aamiin”
Begitulah bunyi pesan singkat yang masuk ke handphone saya, berita
duka itu datang tak terduga tepat pukul 09.41 WIB pada hari ahad 17 juni 2012
yang dikirim oleh Mba Itsni Khairunnisa. Kaget bukan kepalang, rasa kantuk yang
sangat sontak menjadi hilang, trenyuh di
hati mengharu biru, hanya kalimat Istirja’ yang mampu saya ucapkan pada saat
itu “Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un, Qaddarallahu Wa Ma Syaa`a Fa’ala.
Allah telah memanggilnya, Allah telah menepati takdir-Nya dan ini semua pasti
adalah yang terbaik untuk kita semua.
“Al-Ustadz Fata Mukmin, Lc” nama yang tak akan pernah lekang dari
hati; pribadinya, perjuangan dakwahnya, kharismanya dan semua hal tentang
beliau. Walau saya pribadi tak begitu akrab dengan beliau, namun tak tahu
mengapa terasa begitu kuat ikatan batin antara beliau dengan santri-santrinya.
Hingga saat berita wafat itu tersiar, bumi seakan berhenti berputar, siang yang
begitu cerah dan terang serasa berubah menjadi malam yang gelap gulita tanpa
penerangan, rasa kehilangan yang mendalam itulah yang saya rasakan, dan saya
yakin dirasakan pula oleh keluarga, rekan, sahabat serta ribuan santri beliau
di sana.
Dalam hadits riwayat Al-Bukhari: 1284 dan Muslim: 923 disebutkan
bahwa tatkala cucu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal dunia,
beliaupun datang kemudian mengangkat jenazahnya di atas pangkuannya yang mulia.
Hati beliau sangat sedih hingga beliau tak kuasa menahan air mata, lantas Sa’ad
bin Ubadah bertanya: Wahai Rasulullah air mata apa ini? Nabi bersabda:
"هذه رحمة جعلها الله تعالى في قلوب
عباده." وفي رواية: "في قلوب من شاء من عباده, وإنما يرحم الله من عباده
الرحماء." متفق عليه
Artinya: “Ini adalah linangan air mata kasih sayang yang Allah
jadikan dalam hati para hamba-Nya.” Dalam riwayat lain: “Dalam hati hamba-Nya
yang Ia kehendaki, dan sesungguhnya Allah hanya menyayangi para hamba-Nya yang
penyayang.” Muttafaq ‘alaih
Meski saya tak bisa hadir untuk berta’ziyah karena jarak yang
terlampau jauh, namun dapat saya rasakan tetesan air mata kasih sayang
keluarga, sahabat, rekan dan ribuan santri beliau di sana. Alhamdulillah itu
semua menjadi bukti betapa banyak insan yang sangat sayang kepada antum Ustadz.
Benarlah apa yang dituliskan
oleh Mba Resta Tri Widyadhara dalam FBnya (maaf ya Mba saya belum izin copas):
Beliau (ibunda Ustadz Fata) Mengatakan Kepada Kami :“Jangan Menangis, Kalo
Ingin Melihat Ustadz Kalian Untuk Yang Terakhir Kali, Jangan Menagis” Kamipun
Berusaha Untuk Tidak Menangis, Sang Ibupun Berbisik Kepada Putranya “(ustd.)
Fata, kamu lihat kan banyak murid-muridmu yang menjenguk kamu, banyak yang sayang
kepadamu, jadi kamu harus bahagia disana, semoga jalanmu di mudahkan oleh
Allah,, sabar ya sayang sebentar lagi kita pulang ke Kebarongan…”
Subhanallah bukan maksud saya mendramatisir suatu peristiwa, namun
hendaknya kita bisa menngambil hikmah dan pelajaran dari setiap peristiwa yang
Allah takdirkan untuk kita semua.
Kini, esok dan seterusnya tiada lagi yang bisa kami hadiahkan untuk
antum di sana kecuali untaian doa yang diajarkan oleh Nabi kita tercinta
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kepada Allah
jua kami dikembalikan. Ya Allah, berilah kami pahala dalam musibah yang menimpa
kami ini, dan berilah kepada kami ganti yang lebih baik.” (Muslim: II/632,
lihat kitab Hishnul Muslim)
“Ya Allah, ampunilah Ustadz kami Fata Mukmin, angkatlah derajatnya
bersama mereka yang mendapat petunjuk. Dan ciptakanlah pengganti dirinya bagi
orang-orang yang ditinggalkannya. Ampunilah dosa kami dan dosa-dosanya, wahai
Rabb sekalian makhluk. Luaskanlah kuburnya dan berilah cahaya kepadanya dalam
kuburnya.” (Muslim: II/634, lihat kitab Hishnul Muslim)
“Ya Allah, ampunilah dirinya, berikan rahmat-Mu kepadanya,
selamatkan dirinya dan ampuni dosa-dosanya, muliakan dirinya dan luaskanlah
kuburnya. Cucilah dirinya dengan air, es dan embun, lalu bersihkanlah dirinya
dari segala kesalahan sebagaimana pakaian putih dibersihkan dari noda.
Berikanlah kepadanya tempat tinggal (pengganti) yang lebih baik dari tempat
tinggalnya, keluarga yang lebih baik dari keluarganya, istri yang lebih baik
dari istrinya. Masukkan dirinya ke dalam surga, dan peliharalah dirinya dari
siksa kubur dan siksa neraka.” (Muslim: II/ 663, lihat kitab Hishnul Muslim)
“Sesungguhnya Allah berhak mengambil apapun yang Dia kehendaki,
sebagaimana Allah berhak memberikan apa saja yang Dia kehendaki. Segala sesuatu
di sisi Allah itu memiliki batas dan ketentuan. Hendaknya kita bersabar dan
mengharap pahala kepada-Nya.” (Al-Bukhari: II/ 80 dan Muslim: II/636, lihat
kitab Hishnul Muslim)
Aamiiin, aamiiin yaa Rabb..