Pak Muji, begitulah sapaan akrab beliau. Saya mengenal beliau
secara pribadi kurang lebih enam bulan lalu saat saya sedang mengadakan privat
bahasa arab untuk keponakan salah satu wali santri di sini. Kebetulan rumah Pak
Muji tidak jauh dari privatan saya tersebut, kami bertemu di mushala untuk
shalat manghrib dan saat itu lah saya mengenalnya.
Nampaknya Pak Muji begitu antusias terhadap saya (PeDeNe Yo., ^_^).
Semenjak perkenalan itu beliau banyak sekali bercerita tentang kehidupannya,
mulai masa kecilnya hingga usianya kini yang tak lagi muda (sekitar 66 tahun).
Selain itu beliau juga sering mengutarakan keinginannya untuk belajar mengenal
agama dengan lebih baik terutama membaca Al-Qur’an. Maklum lah semasa hidupnya
beliau banyak habiskan untuk urusan dunia dan kurang memperhatikan bekal menuju
akhirat nanti, mungkin karena faktor lingkungan atau memang tidak ada yang
mengajarinya saat itu, wallahua’lam. “Mas saya merasa ada sesuatu yang hilang
dalam hidup saya, dan saya ingin menemukannya kembali sebagai bekal saya nanti”
kurang lebih begitulah penuturan beliau. “Wow bakalan ada income lagi nih tiap
bulan” begitulah syaitan membisikkan rayuannya saat itu kepada saya.
Setelah menentukan waktu akhirnya kami sepakat untuk belajar
bersama pada hari rabu dan sabtu pagi. Sebenarnya kalau untuk belajar ngaji
pertemuan dua kali dalam sepekan sangatlah kurang, tapi tak apalah, ada kemauan
belajar dari seorang pensiunan seperti Pak Muji saja sudah merupakan hal luar
biasa dan lampu hijau untuk memulai berdakwah. Bayangin aja Mas Broe jarang loh
ada orang berusia senja dan sering sakit-sakitan yang berkeinginan kuat seperti
beliau, coba lihat aja orang-orang tue di sekeliling kita.
Sebenarnya ada beberapa hal yang memicu semangat beliau untuk
belajar. Di usia pensiunnya kini beliau aktif memakmurkan mushala kecil yang
tepat berada di depan rumahnya, mulai sebagai muadzin, bersih-bersih, masalah
keamanan hingga menjadi imam dengan “terpaksa”. Pasalnya Mas Broe orang-orang
yang berada di sekitar Pak Muji tinggal itu kalau belum mendengar adzan mereka
ga bakalan dateng ke masjid (kayaknya di mana-mana sama aje ye). “Yah Mas,
kalau bukan kita yang bergerak siapa lagi?” Tutur beliau. “Terlebih lagi jika
saya sudah adzan dan jama’ah sudah berkumpul eeh imam rowatibnya ga dateng,
jadi akhirnya saya terpaksa jadi imamnya lah wong di antara mereka ga ada yang
mau.”
Setelah kurang lebih dua bulan belajar kini Pak Muji sudah sampai
pada pertengahan jilid tiga buku Iqro, subhanallah sebuah prestasi yang luar
biasa bukan?
Sahabat fillah sekalian,. Hayoo malu dunk kalau kita yang masih muda malah mlempem semangatnya
dalam mempelajari agama, terutama membaca Al-Qur’an? Sudah berapa banyak Al-Qur’an yang kit abaca
setiap hari? Satu juz, setengah juz, tiga lembar, satu lembar? Atau
jangan-jangan Al-Qur’an yang ada di rumah kita cuma sekedar pajangan lemari
kaca? Atau malah jangan-jangan di antara kita masih ada yang belum bisa baca
Al-Qur’an?
Wah rugi dunk Mas Broe kita sebagai seorang muslim yang mengakui
Al-Qur’an sebagai dasar agamanya malah sangat minim berinteraksi dengannya.
Sahabat fillah sekalian, membaca Al-Qur’an dan mempelajarinya
memiliki banyak sekali keutamaan, banyak sekali hadits-hadits Rasulullah yang
menjelaskan tentang hal tersebut, di antaranya:
1.
Al-Qur’an
menjadi syafaat bagi para pembacanya pada hari kiamat. Nabi Muhammad bersabda:
اقرأوا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة لأصحابه
Artinya: “Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan datang
pada hari kiamat sebagai syafa’at bagi para pembacanya.” (HR. Muslim: 804)
2.
Sebaik-baik
manusia adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya. Rasulullah
bersabda:
خيركم من تعلم القرآن وعلمه
Artinya: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari
Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari: 5027)
Baik mempelajari secara lafadz (bacaan/hafalan) maupun
mempelajarinya secara makna (tafsir).
3.
Orang
yang pandai membaca Al-Qur’an disejajarkan dengan para malaikat, sedangkan
orang yang kesulitan ketika membacanya maka baginya dua pahala.
الذي يقرأ القرآن وهو ماهر به مع السفرة الكرام البررة, والذي يقرأ
القرآن ويتتعتع فيه وهو عليه شاق له أجران
Artinya: “Seseorang yang pandai bacaan Al-Qur’annya maka ia bersama
para utusan yang mulia lagi berbakti (malaikat), sedangkan seseorang yang
membacanya, kemudian ia tersendat-sendat di dalamnya dan membaca Al-Qur’an
terasa berat baginya maka ia (tetap) memperoleh dua pahala.” (Muttafaq ‘Alaih,
Al-Bukhari: 4937, Muslim: 798)
Lihatlah sahabat fillah, betapa mulianya mempelajari Al-Qur’an, sampai-sampai
orang yang merasa berat atau kesulitan membacanya pun tetap mendapat dua
pahala, yaitu pahala membaca dan pahala karena ia berjuang melawan
kesulitannya. Subhanallah..
Baiklah sahabat fillah sampai di sini dulu cerita saya, semoga kita
bisa mengambil manfaat dari tulisan ringkas ini dan selamat mempelajari
Al-Qur’an.. ^_^
Assalamualaikum, Al-Akh Irfan mau tidak kita berbagi blog bersama? ini blog saya: bahasaarabku-bahasaarabku.blogspot.com. semoga bermanfaat. barakallah fik.
BalasHapusWa'alaikumussalam..
BalasHapusAhlan Wa Sahlan Akhii Al-Kariim, wah tentu ana ga bisa menolak tawaran antum. Eh tp bagaimane yo caranya kita berbagi blog bareng? Maklum Akh ana newbie nih, baru belajar ngeblog.. ^_^