Kunci Sukses
“DUIT”
(Pesan Pak Paham)
Seperti biasa Pak Paham selalu datang tepat waktu dalam mengajar,
beliau merupakan pensiunan guru MAN 2 Madiun sekaligus dosen kehidupan saya di
sini karena terus terang saya banyak mengambil banyak pelajaran dari asam garam
beliau selama menjadi pendidik. Di masa
pensiunnya beliau gunakan untuk mengabdikan diri di sebuah Pondok kecil di
ujung timur kabupaten Magetan tempat kami tinggal dan berjuang bersama guna
menyiapkan kader-kader Islam yang handal.
Pagi itu sesaat sebelum beliau masuk kelas untuk mulai mengajar,
beliau sempatkan mampir ke ruangan kami. Sambil menunggu bel tanda masuk
berbunyi kami terlibat obrolan ringan, dalam obrolan tersebut beliau pun dengan
semangat menceritakan pengalamannya semenjak aktif di PGA hingga menjadi tenaga
pendidik di salah satu sekolah negeri Kota Pecel itu. Seperti biasa kami pun
hanya bisa menyimak baik-baik apa yang disampaikan oleh Pak Paham, maklum lah
kalau beliau sudah bicara pasti akan panjang dan melebar kemana-mana ^_^. Salah
satu hal yang beliau sampaikan pada obrolan tersebut adalah tentang kunci
sukses dalam hidup yaitu “DUIT”. “Itu memang metode saya dalam berdakwah, dan
semuanya itu saya ambilkan dari Al-Qur’an” kata beliau dengan ramah.
Beliau memang gemar membuat kesimpulan-kesimpulan dari Al-Qur’an
dengan tujuan supaya memudahkan dalam berdakwah. Salah satu yang akan kita kaji
kali ini adalah kunci sukses “DUIT”. Eits., jangan salah, DUIT kali ini
bukanlah merupakan alat barter yang kita gunakan pada masa sekarang, tapi DUIT
merupakan singkatan dari “Doa, Usaha, Ilmu, Tekun, Tabah dan Tawakal. Sekarang
monggo kita kaji bareng-bareng yuk..
Doa
Kunci sukses pertama adalah doa. Doa memiliki peran yang sangat
vital dalam kehidupan seorang muslim, dan ia tidak mungkin melepaskan diri
darinya. Doa merupakan bagian paling subtansial dalam ibadah, bahkan bisa
dikatakan sebagai ruh ibadah. Jika demikian bagaimana mungkin seseorang dapat
hidup tanpa keberadaan ruh di dalam tubuhnya?!. Dalam riwayat dari An-Nu’man
bin Basyir, Rasulullah bersabda:
إن الدعاء هو العبادة
Artinya: “Sesungguhnya doa adalah (termasuk) ibadah.” (HR.
Al-Bukhari)
Doa merupakan ibadah yang Allah perintahkan kepada umat manusia.
Allah berfirman:
وقال ربكم ادعوني أستجب لكم
Artinya: “Dan Rabb kalian telah berfirman: “Berdoalah kepada-Ku
niscaya akan Aku perkenankan untuk kalian”.” (QS. Ghafir: 60)
Manusia merupakan makhluk yang sangat lemah , ia selalu membutuhkan
Sang Pencipta untuk bisa memenuhi hajatnya serta menutupi segala kelemahan dan
kekurangannya. Oleh karena itu Allah mensyariatkan doa sebagai salah satu
sarana komunikasi antara manusia dengan Rabbnya.
Doa merupakan sebab untuk menggapai ridha Ilahi dan sebaliknya
meninggalkan/tidak mengamalkan doa adalah sebab datangnya murka Allah.
Rasulullah bersabda:
من لم يدع الله سبحانه غضب عليه
Artinya: “Barang siapa yang tidak berdoa kepada Allah niscaya Allau
pun murka kepadanya.” (HR. Ibnu Majah, dishahihkan oleh Al-Albani; Shahih Ibnu
Majah: 3085)
Hal itu dikarenakan orang yang memang sengaja menolak berdoa kepada
Allah termasuk orang-orang yang sombong dan tidak tahu diri, padahal manusia
adalah makhluk yang sangat lemah dan serba kekurangan. Allah berfirman:
إن الذين يستكبرون عن عبادتي سيدخلون جهنم داخرين
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau beribadah
kepada-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina.” (QS. Ghafir: 60)
Allah juga menerangkan bahwa manusia diciptakan dalam keadaan
lemah, Allah berfirman:
وخلق الإنسان ضعيفا
Artinya: “Dan manusia diciptakan dalam keadaan lemah.” (QS.
An-Nisa: 28)
Doa adalah langkah awal sesorang untuk menggapai kesuksesan hidup
di dunia maupun di akhirat. Seseorang yang berdoa kepada Allah, maka Allah bisa
saja langsung mengabulkan doanya atau menangguhkannya sebagai tabungan baginya
di akhirat kelak, atau bisa juga Allah menghindarkan pelakunya dari suatu
keburukan/musibah sesuai dengan doanya.
Pembaca sekalian yang dirahmati Allah, doa sebagai salah satu
bentuk ibadah memiliki 4 syarat (sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Muhammad
bin Shalih Al-Utsaimin dalam kitabnya Syarh Riyadhusshalihin: 4/3-4) yaitu:
1.
Ikhlas
hanya mengharap wajah Allah.
2.
Doa
tersebut tidak mengandung kezhaliman.
3.
Yakin
dan optimis bahwa doanya akan terkabul.
4.
Menjauhkan
diri dari hal-hal yang haram baik dari sisi makanan, minuman, pakaian ataupun
mata pencaharian.
Selain 4 syarat di atas dalam berdoa kita juga harus memperhatikan
adab-adabnya, di antaranya adalah:
1.
Berwasilah
dengan amal shalih dalam berdoa.
2.
Menghadap
kiblat.
3.
Mengangkat
kedua tangan.
4.
Berdoa
dengan suara pelan.
5.
Menghadirkan
hati.
6.
Mengulang-ulang
doa.
7.
Bertekad
kuat dan sungguh-sungguh
8.
Memulai
doa dengan pujian kepada Allah dan shalawat Nabi.
9.
Berdoa
dengan doa-doa yang ringkas namun bermakna luas.
Usaha
Setelah kita mengawali langkah menuju sukses dengan berdoa,
sekarang kita menapak langkah yang kedua yaitu usaha. Usaha merupakan proses
yang wajib dijalani seseorang jika ia ingin meraih kesuksesan hidup. Karena
Allah sendiri juga tidak akan merubah keadaan suatu kaum sampai mereka merubah
keadaan yang ada pada mereka. Allah berfirman:
إن الله لا يغير
ما بقوم حتى يغيروا ما بأنفسهم
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum
sampai mereka merubah keadaan yang ada pada mereka.” (QS. Ar-Ra’d: 11)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di menjelaskan firman Allah di
atas dalam tafsirnya: “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah kenikmatan,
kebaikan dan kelapangan hidup yang ada pada suatu kaum kecuali apabila mereka mencabut
keimanan yang ada pada diri mereka dan beralih kepada kekufuran, atau dari
ketaatan beralih kepada kemaksiatan, atau mensyukuri nikmat Allah namun
kemudian mengingkarinya. Maka ketika itu Allah pun mengembalikan mereka kepada
keadaan yang buruk. Begitu juga apabila seorang hamba merubah keadaan dirinya
dari kemaksiatan menuju ketaatan kepada Allah, maka Allah pun akan menghapus
siksa sebagai akibat atas perbuatannya dan menggantinya dengan pahala,
kebaikan, kebahagiaan dan kasih sayang-Nya.” (Taisir Karimirrahman: 414)
So., sahabat fillah usaha itu penting dan perlu, toh tidak mungkin
kan dengan hanya berpangku tangan dan berpanjang angan lalu langit akan
menurunkan hujan emas dengan sendirinya?
Ilmu
Dalam berdoa dan berusaha jangan lupa harus berilmu dulu, karena
ilmu merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus dimiliki seseorang
sebalum ia melakukan sesuatu. Kalau mau berjualan bakso, harus tahu dulu
seluk-beluk tentang bola daging itu, mulai dari bahan-bahan yang diperlukan
untuk membuatnya, tata-cara/proses pembuatannya, memilih lokasi berjualan yang
strategis hingga ilmu perdagangnya harus dikuasai semua.
Demikian juga sahabat fillah seseorang yang menghendaki kesuksesan
hidup di dunia maupun akhirat maka ia pun harus berilmu. Ilmu yang dimaksud di
sini adalah ilmu syar’i yang dengannya Allah mengangkat derajat kedudukan para
pemiliknya di sisi-Nya. Allah berfirman:
يرفع الله الذين آمنوا منكم والذين أوتوا العلم درجات
Artinya: “Allah meninggikan kedudukan orang-orang yang beriman di
antara kalian dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat.” (QS.
Al-Mujadalah: 11)
Imam Al-Bukhari juga membuat salah satu bab dalam kitab shahihnya
dengan judul:
باب العلم قبل القول والعمل
Artinya: “Bab berilmu sebelum berkata dan beramal.”
Allah menjanjikan akan memudahkan jalan menuju surga bagi hamba-Nya
yang mau menuntut ilmu. Nabi Muhammad bersabda:
ومن سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له به طريقا إلى الجنة
Artinya: “Dan barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut
ilmu niscaya Allah mudahkan dengannya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)
Maka wajib bagi orang yang belum berilmu (seperti saya) untuk
belajar, belajar dan belajar.
Tekun, tabah dan tawakal
Sahabat fillah., apabila kita sudah mengawali langkah dengan doa
dan usaha yang dilandasi dengan ilmu maka kita lengkapi hal-hal tadi dengan
kiat selanjutnya yaitu tekun, tabah dan tawakal. Tekun dalam berusaha, tabah
menghadapi tantangan dan tawakal kepada Allah. Allah berfirman:
إنما المؤمنون الذين إذا ذكر الله وجلت قلوبهم وإذا تليت عليهم آياته
زادتهم إيمانا وعلى ربهم يتوكلون
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah orang-orang
yang tatkala disebut nama Allah bergetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan
kepada mereka ayat-ayat-Nya maka mereka pun semakin bertambah imannya serta
mereka bertawakal kepada Rabb mereka.” (QS. Al-Anfal: 2)
Seseorang dikatakan bertawakal apabila ia menyerahkan suatu perkara
sepenuhnya kepada Allah setelah ia berusaha semaksimal mungkin sesuai kadar
kemampuannya. Tawakal merupakan sifat orang-orang yang beriman, dan ia termasuk
salah satu bentuk ibadah yang mulia.
Orang-orang yang beriman bertawakal hanya kepada Allah saja, tidak
pada yang lain. Mereka menyandarkan sepenuhnya urusan mereka kepada Allah,
mereka meyakini apapun yang Allah putuskan bagi mereka maka itulah yang
terbaik,
Bertawakal kepada Allah bukan berarti menyandarkan urusan
sepenuhnya kepada Allah tanpa ada usaha yang menyertainya. Karena Allah
mentakdirkan segala sesuatu tidak terlepas dari sebab-sebabnya (usaha). Allah
telah memerintahkan kita untuk giat dalam berusaha dan melengkapinya dengan
tawakal. Jadi giat dalam berusaha merupakan bentuk ketaatan kepada Allah,
karena Allah memerintahkan hal tersebut, dan itu merupakan amalan anggota
badan. Sedangkan tawakal merupakan amalan hati dan bentuk keimanan seorang
hamba pada Rabbnya.
Itulah sahabat fillah sedikit penjabaran dari kunci sukses hidup di
dunia maupun di akhirat “ala” Pak Paham
(DUIT). Semoga kita dapat mengamalkannya dan mengambil manfaat darinya. ^_^
Wallahua’lam..
Daftar maraji’:
1.
Taisir
Karimirrahman, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di, Muassasah Ar-Risalah.
2.
Syarh
Riyadhisshalihin, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Darul Atsar.
3.
Al-Irsyad
Ila Shahihil I’tiqad War Rad ‘Ala Ahlisy Syirki Wal Ilhad, Syaikh Shalih bin
Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan, Darush Shahabah.
4.
Al-Mukhtar
Min Du’ail ‘Azizil Ghaffar, Muhammad bin Abdil Aziz bin Sa’id.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar