Rabu, 07 Maret 2012

Semangat Membara Di Usia Senja




Pak Muji, begitulah sapaan akrab beliau. Saya mengenal beliau secara pribadi kurang lebih enam bulan lalu saat saya sedang mengadakan privat bahasa arab untuk keponakan salah satu wali santri di sini. Kebetulan rumah Pak Muji tidak jauh dari privatan saya tersebut, kami bertemu di mushala untuk shalat manghrib dan saat itu lah saya mengenalnya.

Nampaknya Pak Muji begitu antusias terhadap saya (PeDeNe Yo., ^_^). Semenjak perkenalan itu beliau banyak sekali bercerita tentang kehidupannya, mulai masa kecilnya hingga usianya kini yang tak lagi muda (sekitar 66 tahun). Selain itu beliau juga sering mengutarakan keinginannya untuk belajar mengenal agama dengan lebih baik terutama membaca Al-Qur’an. Maklum lah semasa hidupnya beliau banyak habiskan untuk urusan dunia dan kurang memperhatikan bekal menuju akhirat nanti, mungkin karena faktor lingkungan atau memang tidak ada yang mengajarinya saat itu, wallahua’lam. “Mas saya merasa ada sesuatu yang hilang dalam hidup saya, dan saya ingin menemukannya kembali sebagai bekal saya nanti” kurang lebih begitulah penuturan beliau. “Wow bakalan ada income lagi nih tiap bulan” begitulah syaitan membisikkan rayuannya saat itu kepada saya.

Setelah menentukan waktu akhirnya kami sepakat untuk belajar bersama pada hari rabu dan sabtu pagi. Sebenarnya kalau untuk belajar ngaji pertemuan dua kali dalam sepekan sangatlah kurang, tapi tak apalah, ada kemauan belajar dari seorang pensiunan seperti Pak Muji saja sudah merupakan hal luar biasa dan lampu hijau untuk memulai berdakwah. Bayangin aja Mas Broe jarang loh ada orang berusia senja dan sering sakit-sakitan yang berkeinginan kuat seperti beliau, coba lihat aja orang-orang tue di sekeliling kita.

Sebenarnya ada beberapa hal yang memicu semangat beliau untuk belajar. Di usia pensiunnya kini beliau aktif memakmurkan mushala kecil yang tepat berada di depan rumahnya, mulai sebagai muadzin, bersih-bersih, masalah keamanan hingga menjadi imam dengan “terpaksa”. Pasalnya Mas Broe orang-orang yang berada di sekitar Pak Muji tinggal itu kalau belum mendengar adzan mereka ga bakalan dateng ke masjid (kayaknya di mana-mana sama aje ye). “Yah Mas, kalau bukan kita yang bergerak siapa lagi?” Tutur beliau. “Terlebih lagi jika saya sudah adzan dan jama’ah sudah berkumpul eeh imam rowatibnya ga dateng, jadi akhirnya saya terpaksa jadi imamnya lah wong di antara mereka ga ada yang mau.”

Setelah kurang lebih dua bulan belajar kini Pak Muji sudah sampai pada pertengahan jilid tiga buku Iqro, subhanallah sebuah prestasi yang luar biasa bukan?

Sahabat fillah sekalian,. Hayoo malu dunk kalau kita  yang masih muda malah mlempem semangatnya dalam mempelajari agama, terutama membaca Al-Qur’an?  Sudah berapa banyak Al-Qur’an yang kit abaca setiap hari? Satu juz, setengah juz, tiga lembar, satu lembar? Atau jangan-jangan Al-Qur’an yang ada di rumah kita cuma sekedar pajangan lemari kaca? Atau malah jangan-jangan di antara kita masih ada yang belum bisa baca Al-Qur’an?
Wah rugi dunk Mas Broe kita sebagai seorang muslim yang mengakui Al-Qur’an sebagai dasar agamanya malah sangat minim berinteraksi dengannya.

Sahabat fillah sekalian, membaca Al-Qur’an dan mempelajarinya memiliki banyak sekali keutamaan, banyak sekali hadits-hadits Rasulullah yang menjelaskan tentang hal tersebut, di antaranya:

1.      Al-Qur’an menjadi syafaat bagi para pembacanya pada hari kiamat. Nabi Muhammad bersabda:
اقرأوا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة لأصحابه

Artinya: “Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai syafa’at bagi para pembacanya.” (HR. Muslim: 804)

2.      Sebaik-baik manusia adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya. Rasulullah bersabda:

خيركم من تعلم القرآن وعلمه

Artinya: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari: 5027)

Baik mempelajari secara lafadz (bacaan/hafalan) maupun mempelajarinya secara makna (tafsir).

3.      Orang yang pandai membaca Al-Qur’an disejajarkan dengan para malaikat, sedangkan orang yang kesulitan ketika membacanya maka baginya dua pahala.

الذي يقرأ القرآن وهو ماهر به مع السفرة الكرام البررة, والذي يقرأ القرآن ويتتعتع فيه وهو عليه شاق له أجران

Artinya: “Seseorang yang pandai bacaan Al-Qur’annya maka ia bersama para utusan yang mulia lagi berbakti (malaikat), sedangkan seseorang yang membacanya, kemudian ia tersendat-sendat di dalamnya dan membaca Al-Qur’an terasa berat baginya maka ia (tetap) memperoleh dua pahala.” (Muttafaq ‘Alaih, Al-Bukhari: 4937, Muslim: 798)

Lihatlah sahabat fillah, betapa mulianya mempelajari Al-Qur’an, sampai-sampai orang yang merasa berat atau kesulitan membacanya pun tetap mendapat dua pahala, yaitu pahala membaca dan pahala karena ia berjuang melawan kesulitannya. Subhanallah..

Baiklah sahabat fillah sampai di sini dulu cerita saya, semoga kita bisa mengambil manfaat dari tulisan ringkas ini dan selamat mempelajari Al-Qur’an.. ^_^ 


2 komentar:

  1. Assalamualaikum, Al-Akh Irfan mau tidak kita berbagi blog bersama? ini blog saya: bahasaarabku-bahasaarabku.blogspot.com. semoga bermanfaat. barakallah fik.

    BalasHapus
  2. Wa'alaikumussalam..
    Ahlan Wa Sahlan Akhii Al-Kariim, wah tentu ana ga bisa menolak tawaran antum. Eh tp bagaimane yo caranya kita berbagi blog bareng? Maklum Akh ana newbie nih, baru belajar ngeblog.. ^_^

    BalasHapus