Selasa, 06 Maret 2012

Touring Sehari; Jelajah Dua Telaga Rekreasi


Touring Sehari; Jelajah Dua Telaga Rekreasi

Pagi itu jum’at 27 Januari 2012, awalnya tidak ada rencana khusus pada hari itu selain merayakan hari raya pekanan umat Islam dengan shalat jum’at berjama’ah di masjig desa. Namun iseng-iseng ngobrol dengan salah seorang teman di sini, tiba-tiba obrolan kita nyangkut tentang dua telaga tempat rekreasi yang cukup terkenal di Jawa Timur yaitu Telaga Ngebel yang terletak di timur laut kota Ponorogo dan yang satu lagi adalah Telaga Sarangan yang terletak di ujung barat kabupaten Magetan. So., ga pake lama pagi itu juga kita langsung prepare untuk touring luar kota, langsung aja saya panasin si Chika, maklum jarak tempuh saat itu lumayan jauh Mas Broe, jadi yo butuh persiapan yang agak matang. ^_^

Tepat pukul 9 pagi kita pun berangkat dan target pertama kita adalah Telaga Ngebel Ponorogo. Telaga tersebut berjarak lumayan jauh dari tempat kami (Madiun; Kota Gadis) sekitar 47 km dan butuh waktu kurang lebih satu jam untuk sampai ke sana.

Memasuki kecamatan Ngebel udara sejuk mulai menyapa, pemandangan indah nan eksotik pun menggoda. Tapi kalau masalah jalan jangan ditanya Mas Broe cukup jelek dan berbahaya, jalannya yang berlubang plus dipenuhi dengan tikungan tajam dan tanjakkan di atas normal memaksa manuver khusus untuk melewatinya, ditambah lagi banyaknya truk pengangkut  pasir yang lalu-lalang di rute yang kami lalui itu. Intine berlu ekstra hati-hati terutama bagi pengendara yang belum tahu medan area situ.

Akhirnya setelah satu jam kami mengaspal sampai juga ke tempat tujuan. Sang penjaga pos dengan sigap dan penuh semangat langsung menurunkan palang pintu gerbang telaga yang memaksa kami untuk membayar tiket masuk. Untuk satu orang dikenai bea sebesar Rp.4.000,- dan untuk si Chika kena tarif parker Rp.1.000. Setelah melunasi tanggungan tersebut kami pun akhirnya dipersilahkan memasuki area telaga, “Woow subhanallah ajibbb bener telaganye” kata saya dalam hati. Bukan karena ramainya pengunjung saat itu atau pun karena banyaknya warung ikan bakar di sekeliling telaga, tapi melihat kondisi telaga yang masih alami dan belum banyak terjamah tangan manusia, kayak masih perawan gitu.

Telega Ngebel

Telaga Ngebel


Itu dua jepretan amatir temen saya pake hape barunya, bener kan Gan masih alami dan belum banyak mengalami eksplorasi?

Mengunjungi tempat wisata tak lengkap rasanya kalau belum mencicipi makanan khasnya, kebetulan Telaga Ngebel terkenal dengan ikan bakarnya, wah cocok nih, udara yang dingin membuat asa semakin menggebu-gebu untuk mencicipinya.

Tak lama kemudian setelah mengitari telaga kami pun mampir di salah satu warung lesehan yang banyak berdiri di sisi telaga. Dan enggak pake lama si Mba yang cantik langsung menyodorkan daftar menu andalan. Ahaa., mata langsung tertuju pada menu ikan nila bakar, langsung tancap Mang, ruar biasa makan ikan bakar dengan suguhan pemandangan yang asri dan alami plus udara yang menyejukkan, subhanallah rabbana maa khalaqta hadza bathilaa.

Ikan Nila Bakar Rp.12.500

Tak terasa waktu telah beranjak siang dan kami pun harus segera pulang meninggalkan Telaga Ngebel dengan sejuta kenangan. Aah., lebay temen. ^_^

Kami pulang menuruni jalanan yang terjal, di tengah perjalanan kami mampir di sebuah SPBU untuk membelikan minuman khusus buwat Chika tersayang, maklum si Chika bukan termasuk tunggangan yang irit,, xixi. Sembari istirahat sejenak kami pun menjamak-qashar shalat di mushala SPBU tersebut.

Niat awal begitu selesai shalat langsung cabut ke Madiun, tapi semangat touring kembali melekat. “Mumpung masih ada waktu kenapa ga sekalian aja meluncur ke Telaga Sarangan” cetusku pada teman. Langsung saja temanku itu mengiyakan dengan penuh semangat, maklum lah dia kan datang dari pulau sebrang (Aceh) jadi kapan lagi bisa jalan-jalan tadabbur alam kayak gini, toh kita juga ga punya waktu libur kecuali hari jum’at. ^_^

Langsung deh si Chika kembali saya geber meluncur ke Sarangan. Sarangan merupakan sebuah telaga rekreasi yang terletak di ujung barat kabupaten Magetan, jaraknya juga lumayan jauh sekitar 70 km dari Ponorogo, kami butuh waktu kurang lebih satu setengah jam untuk sampai ke tempat tersebut.

Mendekati arena wisata Sarangan udara pun tak jauh seperti Ngebel, dingin dan menyejukkan. Jalanannya menanjak dan berliku namun jauh lebih baik dari jalanan Ngebel, yah mungkin karena jalur tersebut merupakan jalur alternatif Magetan-Solo jadi agak tersentuh perhatian oleh pemerintah daerah, xixi peace ya Pak Bupati.

Dari kejauhan pintu gerbang menuju telaga sudah mulai kelihatan, wah harus persiapan fulus nih untuk membayar tiket masuk. Tapi saya melihat ada sedikit kesempatan agar tetap bisa masuk tanpa bayar tiket ^_^, pasalnya si penjaga pintu terlihat sedang duduk-duduk ngobrol dengan temannya sambil minum kopi, mungkin karena cuaca pada waktu itu sedang hujan jadi dia tidak berdiri siaga di posnya. Melihat kesempatan berlian itu langsung saja si Chika saya geber menerobos pintu gerbang yang tak tertutup palang itu, dan si penjaga sontak terkejut melihat kami menerobos posnya, dan ia pun hanya melongo terbengong melihat kesuksesan kami. Hihi adegan tersebut jangan ditiru ya Mas Broe., ^_^.

Akhirnya sampai juga di telaga yang katanya banyak dikunjungi turis mancanegara itu. Memang kalau dibandingkan dengan Telaga Ngebel, Telaga Sarangan jauh berbeda kondisinya. Kondisinya sekarang sudah ramai pengunjung baik dari dalam negeri maupun luar negeri, terlebih lagi kalau hari libur wuuiih ramainya puuooll. Fisiknya sudah banyak terjamah tangan manusia, apalagi ditambah dengan adanya pasar di dekatnya. Mungkin dari sisi finansial akan semakin meningkatkan pendapatan daerah namun dari sisi yang lain jauh dari kesan asri dan alami. Tapi itu penilainan saya sendiri yang sifate subjektif, mungki Mas Broe punya penilaian masing-masing njih monggo asal tetep akur njih, ^_^. Nih fotonya:



Telaga Sarangan
Biar bagaimanapun ini tetap ciptaan Sang Khaliq yang tidak seorang pun bisa melakukannya, subhanallah. 


Sate
Seperti yang saya sebutkan di muka bahwa kurang afdhal rasanya kalau tidak mencicipi makanan khas suatu tempat yang kita kunjungi. Kalau di Ngebel terkenal dengan ikan bakarnya nah di sini terkenal dengan sate kelincinya. Menengok isi dompet sebentar “Ah walaupun tinggal recehan tapi insya Allah masih cukup untuk dua porsi sate kelinci” gumamku. Langsung deh mampir ke warung sate yang banyak terdapat di sepanjang telaga. Wah mantab ga berapa lama sate pun sudah siap, tapi jangan kaget Mas Broe jika sampeyan makan sate di sini, walaupun tulisannya sate kelinci tapi rasanya rasa ayam hehe. Maklum sudah jadi rahasia umum kalau kebanyakan sate di sini pake daging ayam meskipun tetap bertuliskan “Sate Kelinci”. Untuk porsi kecil dihargai 6000 ribu rupiah sedangkan porsi besar Rp.10.000 cukup terjangkau bukan?

Lihat fotonya jadi laper yah Mas Broe? Sono pergi ke Sarangan and beli sendiri! Hehe just kidding kok.

Tak terasa hari sudah mulai sore, udara di kaki gunung Lawu itu pun bertambah dingin dan kita akhirnya memutuskan untuk pulang.

Alhamdulillah kita sampai di “rumah” dengan selamat. Ok sahabat fillah sekalian sampai di sini dulu yah cerita turingnya, anggaplah ini sedikit informasi yang bisa menambah wawasan kita. Wassalamu’alaikum.. ^_^



3 komentar:

  1. jngn lpa jga kunjungi blog ana www.remajasobatmuda.blogspot.com

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum wm,wbkt saudara irfan, saya mohd ikbal dari malaysia, cadangnya saya se family mau libur ke kota madiun sekitar bulan march 2013 insyaALlah, mungkin saudara irfan bisa nolong kami jika kami berada di sana untuk lawat kedua-dua telaga ngebel dan sarangan. Kalau boleh saya dapatkan emel irfan, hantarkan ke : mikbal67@gmail.com atau kal di FB cari nama mohd ikbal hashim dan add saya, wassalam

    BalasHapus